IMUT & LUCU : Sekampung Kembar Semua,


Sumberberita6 - Suasana gedung pertemuan RW 03 Kelurahan Malaka, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, pada akhir pekan lalu tampak berbeda dibanding hari biasanya, sejumlah warga berkumpul di gedung pertemuan yang terletak di antara gang-gang kecil padat rumah penduduk. Dengan menggunakan payung, satu per satu warga datang ke gedung yang juga disebut kantor RW.

Di dalam gedung sudah berkumpul beberapa orang. Setelah mengisi absensi warga, mereka duduk di kursi yang sudah disediakan pengurus RW. Hujan deras tak menyurutkan Robi Purwanto dan Firli Purwanti menyambangi gedung pertemuan. Terlebih, mereka mendapat undangan khusus dari sang Ketua RW 03 Andang Subaryono. Robi datang mengenakan batik dengan dominasi warna cokelat menyala. Firli mengenakan hijab dan dress batik cokelat panjang. Keduanya tampak kompak dan serasi.

Firli dan Robi berbaur dengan ibu-ibu lainnya. Firli yang sehari-hari bekerja sebagai guru, tampak asyik berbincang dengan Robi. Usia mereka 25 tahun. "Kami kemana-mana dikira pacaran. Pergi ke mal, misalnya beli HP, disangka pacaran," ujar Robi saat berbincang dengan merdeka.com di Duren Sawit, Jakarta Timur, akhir pekan lalu.

Ternyata, Robi dan Firli adalah kakak beradik. Robi lahir lima menit lebih dulu dibanding Firli. Dalam terminologi atau istilah yang terkenal di masyarakat Jawa, mereka kembar dampit atau kembar pengantin. Anak kembar yang terlahir laki-laki dan perempuan. Mereka lahir dan dibesarkan di Kelurahan Malaka Jaya. Di keluarga besarnya, tidak hanya Robi dan Firli yang kembar, saudara dari ayahnya juga ada yang terlahir kembar.

Suasana di gedung pertemuan semakin sore semakin ramai. Dua lelaki paruh baya memasuki gedung pertemuan. Keduanya kompak berbusana batik cokelat. Wajah keduanya mirip. Dengan ramah Pudjo Wibowo dan Pudjo Utomo menyapa satu per satu warga yang hadir. Mereka dilahirkan di daerah Kampung Melayu. Waktu kelahiran keduanya hanya berselang 3 menit saja. Saat usia 10 tahun, mereka pindah dan menetap sampai saat ini di Kelurahan Malaka Jaya. "Kami dari tahun 1979 di sini. Kembar pertama di daerah sini," kata Pudjo.

Di Gang 3 rumahnya, ada enam pasangan kembar. Sebagian pindah, sisanya masih bertahan di sana. Keduanya didapuk sebagai kembar tertua di RW 03. Sebelum Pudjo Utomo dan Pudjo Wibowo, ada satu pasangan kembar yang jauh lebih tua yakni Pariyah dan Pariyem yang berusia 74 tahun. Namun Pariyah sudah meninggal.

Dengan bercelana abu-abu dan kemeja kotak-kotak, Riko Prawoto dan Riki Prawoto datang ke gedung pertemuan bersama ibunya, Surati. Keduanya mengisi daftar hadir dan langsung duduk di barisan terdepan. Keduanya tak banyak bicara. Menyusul kemudian Attihya dan Aliyya yang kompak berbaju merah muda. Mereka yang masih duduk di bangku kelas 6 SDN Malaka Sari 05 Pagi itu tampak malu-malu. Namun mereka tak sungkan melempar senyum dan menyalami warga sebelum duduk di kursi barisan depan. Di samping Atthiya dan Aliyya, duduk dua bocah kembar lainnya yakni Fina dan Fani yang baru berusia empat tahun. Keduanya kompak mengenakan baju yang bermotif sama. Sore itu, ada tujuh pasangan kembar yang berkumpul di gedung tersebut.

Sejak 2014, RW 03 Kelurahan Malaka Jaya tersohor dengan sebutan kampung kembar. Warga tidak mengetahui secara pasti pencetusnya. "Ya mungkin karena di sini banyak orang kembar," ujar Ketua RW 03, Andang.

Andang mengetahui banyak warganya yang kembar setelah melakukan pendataan dua tahun lalu. Awalnya, dia diberi tahu bahwa di gang 3 RT 4, terdapat enam pasangan kembar. Berbekal rasa penasaran dengan kabar tersebut, dia melakukan pendataan. Benar saja, dari hasil pendataan warga, ditemukan 19 pasangan kembar. Namun saat ini hanya menyisakan 15 pasangan kembar. Hasan dan Husein (16) serta Deva dan Devi (10) pindah dari kampung tersebut.

Andang bangga kampungnya kini menjadi terkenal. Bahkan, camat dan lurah pun sudah mengetahui keunikan kampung kembar. Menurutnya, keunikan ini bisa menjadi ikon RW 03. Bahkan dia berharap semakin banyak anak yang lahir kembar di daerahnya. "Sekarang orang tahu kalau RW 3 itu ya kampung kembar," ucapnya.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar :

Posting Komentar